Wartainspirasi.com – Pemerintah Kabupaten Barru melalui Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, dan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PMDPPKBP3A) menggelar Launching Intervensi Protein Hewani (Telur) bagi Rumah Gizi GASPOL (Gerakan Atasi Stunting Berbasis Pangan Lokal).
Acara ini berlangsung di Baruga Pettu Adae, Lantai 6 Kantor Bupati Barru, pada hari Senin.
Dalam laporannya, Kepala Dinas PMDPPKBP3A Barru, Herman Jaya, S.IP., MM, mengungkapkan bahwa berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), angka stunting di Kabupaten Barru berada pada angka 26,9%. Angka ini tercatat lebih tinggi dibandingkan rata-rata nasional (19,1%) dan Provinsi Sulawesi Selatan (23,3%).
Untuk mengejar target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2025–2029, strategi terpadu dan sinergi lintas sektor menjadi kunci.
Salah satu strategi yang diperkuat adalah melalui gerakan GASPOL, yang merupakan kolaborasi antara perangkat daerah, pemerintah desa/kelurahan, dan Tim Penggerak PKK di semua tingkatan.
Wakil Bupati Barru sekaligus Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS), Dr. Ir. Abustan A. Bintang, M.Si., dalam sambutannya melontarkan pertanyaan kritis mengenai upaya penurunan stunting.
Ia mempertanyakan mengapa angka stunting belum turun secara signifikan, padahal isu ini sudah menjadi “gerakan massal” dari pusat hingga desa selama lima tahun terakhir.
“Stunting ini bukan barang baru. Sudah lima tahun menjadi gerakan massal dari pusat sampai desa. Pertanyaannya, kenapa tidak bisa turun drastis padahal semua sudah terlibat?”, ujarnya.
Wabup Abustan secara tegas menyoroti korelasi antara stunting dengan kondisi ekonomi, khususnya inflasi harga protein hewani.
“Kalau harga telur naik, stunting juga naik. Ini bahaya. Karena itu, stunting harus dikawal sama kuatnya dengan mengawal inflasi,” tegasnya.
Ia menekankan perlunya collaborative advantage dalam penanganan stunting, bukan sekadar kegiatan sporadis atau musiman. “Apakah kita sudah bergerak bersama, bertindak bersama, dan berdampak bersama? Atau hanya sekonyong-konyong saja?”, tambahnya.
Wabup Abustan juga mengapresiasi laporan ketahanan pangan dari tingkat desa, mencontohkan Desa Paccekke yang secara konsisten menjalankan tiga program pangan lokal:
Penggemukan sapi jantan untuk memperkuat ketersediaan protein hewani.
Penanaman jagung seluas 1 hektare.
Pengembangan perikanan darat melalui 10 unit kolam bioflok bantuan Kemendes sejak tahun 2020.
Ia berharap intervensi pangan lokal seperti GASPOL dapat menjadi fondasi kuat untuk percepatan penurunan stunting secara berkelanjutan di Kabupaten Barru.
Ketua Panitia Pelaksana sekaligus Kabid PPKB PMDPPKBP3A, Hj. Muliana, SKM., M.Kes., menyampaikan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk mengoordinasikan dan mengendalikan percepatan penurunan stunting, menetapkan strategi dan kebijakan, serta mencapai kesepakatan bersama terkait komitmen penanganan stunting di Barru.
Acara ini dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, antara lain Ketua TP-PKK Barru Andi Milawaty, S.Sos., MM, Kepala Dinas Pertanian, Asisten I Bidang Pemerintahan & Kesra Jamaluddin, S.Sos., MH, Sekretaris Dinas Kesehatan Dr. H. Muhammad Syukri, S.KM., M.Kes, Kasi Binmas Kemenag Barru, Satgas Stunting Barru, perwakilan Bappeda, Para Kapus se-Kabupaten Barru, Para Kades/Lurah, Ketua TP-PKK Desa/Kelurahan, Bidan Koordinator Puskesmas, serta Koordinator dan Penyuluh Lapangan KB.







