Wartainspirasi.com — Kisah pilu menyelimuti Desa Tebing Rambutan, Kecamatan Nasal, Kabupaten Kaur.
Seorang anak perempuan berusia 12 tahun bernama Rica, terpaksa harus mengubur mimpinya bersekolah lantaran himpitan ekonomi yang mencekik keluarganya.
Ia kini harus menjadi tulang punggung di usia yang seharusnya masih menikmati masa belajar dan bermain.
Ayah Rica, Rustam, telah menderita kelumpuhan selama empat tahun dan tidak mampu lagi bekerja.
Praktis, kehidupan sehari-hari Rica dan ayahnya kini hanya bergantung sepenuhnya pada uluran tangan dan belas kasih tetangga.
“Saya ingin ia sekolah, ia juga ingin sekolah. Namun saya benar-benar tidak mampu membiayai dan sekolah letaknya jauh, harus diantar jemput,” ujar Rustam dengan nada memilukan.
“Semoga ada bantuan untuk meringankan beban kami,” harapnya.
Di usia yang masih sangat belia, Rica harus berjuang keras demi bertahan hidup.
Ia kerap meminta makanan atau menawarkan bantuan pekerjaan ringan kepada warga sekitar sesuai kemampuannya, sekadar untuk bisa melanjutkan hidup bersama ayahnya.
Kisah ini dibenarkan oleh Kepala Desa Tebing Rambutan, Hartono. “Benar itu adalah warga kita yang tinggal di Dusun Ujung Karang,” kata Kades Hartono pada Sabtu (25/10/25).
Kondisi Rica dan ayahnya menjadi cerminan nyata masih adanya anak-anak yang terpaksa kehilangan hak pendidikannya akibat kemiskinan dan kondisi kesehatan orang tua.
Pendidikan adalah hak dasar setiap anak, dan kisah Rica merupakan pengingat bagi semua pihak, terutama pemerintah dan para dermawan, untuk hadir dan membuka harapan baru bagi masa depan anak yang sedang berjuang ini.











