Hasil Kopi Lahat Belum Maksimal, Pemkab Lahat Perjuangkan Peningkatan Produksi dan Hilirisasi

37 Dilihat

Wartainspirasi.com – Potensi besar Kopi Lahat yang telah tersohor sejak zaman kolonial Belanda belum sepenuhnya tergarap maksimal.

Meskipun memiliki sejarah pasang surut yang panjang, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lahat di bawah kepemimpinan Bupati H. Bursah Zarnubi, S.E. dan Wakil Bupati Widia Ningsih, S.H., M.H. terus berupaya keras memperjuangkan peningkatan produksi dan kualitas kopi.

Bupati Bursah Zarnubi menyampaikan keprihatinannya atas luas perkebunan kopi di Lahat yang saat ini hanya sekitar 54 ribu hektar, mengakibatkan hasil kopi yang belum maksimal.

“Saat ini komposisinya adalah 80 persen Kopi Robusta, 10 persen Kopi Arabika, dan 5 persen Kopi Liberika. Kita harus banyak belajar mencontoh Vietnam yang bisa menghasilkan kopi minimal 5 kg red cherry per batang. Pembelajaran itu penting untuk memaksimalkan hasil, disertai kajian,” pesan Bursah Zarnubi saat meninjau panen di Kecamatan Gumay Ulu.

Nama Kopi Lahat telah terkenal sejak zaman kolonial Belanda, bahkan tercatat sebagai daerah penghasil kopi di awal tahun 1900-an. Namun, nama besar ini sempat diikuti dengan fluktuasi harga yang tajam.

  • Pada tahun 1990, Kopi Lahat sempat booming dan naik daun, sebelum kembali anjlok.
  • Harga sempat stabil dan menyentuh Rp 35 ribu per kilogram untuk jenis Robusta pada tahun 2016. Kestabilan ini bertepatan dengan digelarnya Festival Kopi Sumsel oleh Bupati Lahat kala itu, H. Saifudin Aswari Riva’i, S.E., saat peringatan HUT Lahat.
  • Sayangnya, di tahun 2017, harga kopi kembali turun, meskipun Sumatera Selatan yang didalamnya termasuk Lahat, Pagaralam, Empat Lawang, Muara Enim, OKU, dan OKU Selatan merupakan penghasil kopi peringkat pertama di Indonesia.

Meski demikian, Bupati Bursah Zarnubi bersyukur bahwa Kopi Lahat menjadi primadona pengunjung di Pameran APKASI pada pertengahan September 2025. Ia optimis dengan langkah Pemkab ke depan.

“Kita harus siap jika ke depan langkah Kabupaten Lahat membuat Pabrik Kopi, pastinya perkebunan-perkebunan kopi masyarakat akan menikmati hasilnya,” ungkapnya.

Kepala Dinas Perkebunan Lahat, Vivi Anggraeni, menegaskan bahwa strategi dinasnya adalah meningkatkan hilirisasi perkebunan kopi sambil tetap menjaga sektor hulu demi menghasilkan mutu dan kualitas kopi yang baik dan bersaing di kancah internasional.

Untuk mendukung rencana hilirisasi Bupati, Pemkab Lahat melalui Dinas Perkebunan tengah mengupayakan usulan pembangunan Pabrik Kopi Lahat ke Kementerian Pertanian dan Kementerian Perindustrian, ditargetkan terealisasi di tahun 2026.

“Saat ini juga kita sudah ada Branding “Kopi Lahat Raja nya Kopi” yang diharapkan mampu menembus pasar internasional,” doa Vivi.

Penguatan di sektor hulu dan hilir harus diimbangi dengan kesiapan Sumber Daya Manusia (SDM). Adit, pemilik Adjuma Cafe dan salah satu anak muda Lahat, menekankan pentingnya SDM yang unggul di bidang perkopian.

“Kita butuh sumber daya manusia yang paham tentang perkebunan kopi hingga terhidang. Harus ada Q-Prosesor dan Q-Grader Robusta dan Arabika, sebab mereka yang akan dicari pembeli kopi,” ujarnya.

Senada dengan itu, Dian Ardiansyah, pemilik DNA Coffee dan Cafe Filosenia, menyoroti pentingnya berbagi ilmu tentang kopi.

“Saya berkeinginan membuat diskusi tentang kopi, sharing session tentang kopi dari ruang lingkup yang paling kecil, supaya masyarakat kita bisa menikmati kopi berkualitas,” tutup Dian, yang berprinsip kopi Lahat harus makin dikenal oleh masyarakatnya sendiri.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *