Wartainspirasi.com, Kaur — Pada tahun 2023, Jingga Ristia Sari, seorang balita berusia sekitar 3 tahun dari Desa Bukit Indah, viral karena mengalami kelainan dan gizi buruk. Kini, kondisi Jingga (4) menunjukkan kemajuan signifikan.
Meskipun masih harus berbaring dan belum bisa duduk, Jingga sudah dapat berkata-kata dan tampak lebih aktif dibandingkan sebelumnya.
Hari ini, media mengunjungi kediaman Jingga untuk menggali lebih dalam mengenai perkembangan terkini keluarga tersebut.
Ibu Jingga, Sugianti, mengungkapkan bahwa Jingga kini mulai menyukai makanan padat dan enggan minum susu.
Penanganan dari Dinas Sosial telah maksimal, dan setelah kembali ke kampung, keluarga Jingga merasa rezeki mereka membaik.
Baru-baru ini, mereka juga mendapatkan bantuan usaha berupa manisan dari Dinas Sosial yang ditempatkan di kedai warung mereka.
Sugianti mengungkapkan tantangan keluarga mereka saat ini. Suaminya, Sumai, sibuk bekerja sebagai kuli bangunan untuk membayar utang ke bank.
Anak sulung mereka, Muhamad Aditia Saputra (17), baru saja masuk SMA Negeri di Bukit Indah, meskipun belum memiliki seragam sekolah. Sementara anak kedua, Cahaya Ayu Permata Sari (13), kini duduk di kelas satu SMP Negeri.
“Saat ini, kami hanya berharap Jingga bisa memiliki stroller atau kereta dorong agar kami bisa bekerja dan mengembangkan usaha manisan kami,” kata Sugianti dengan mata berkaca-kaca.
Ia menambahkan bahwa melihat Jingga yang selalu digendong dan hanya bisa berbaring membuatnya sangat sedih.
Sugianti juga bercerita mengenai situasi rumah mereka. Mereka saat ini menumpang di rumah tetangga setelah rumah yang dulu mereka tempati telah dihuni pemiliknya.
Mereka memiliki tanah hibah dari desa untuk membangun rumah, namun hingga kini belum dapat terealisasi.
“Segala usaha kami untuk mengobati Jingga telah menguras semua tabungan kami, bahkan rumah terpaksa dijual,” ungkapnya dengan penuh kesedihan.
“Kami benar-benar membutuhkan bantuan lebih lanjut, karena saudara juga tidak bisa membantu karena kondisi ekonomi mereka yang juga sulit.”
Di rumah mereka yang sederhana, tampak spanduk bantuan dari Kementerian Sosial yang menunjukkan bantuan usaha seperti beras, mie instan, sarden, gula, dan minyak sayur.
Bantuan ini bernilai sekitar Rp2.500.000, namun Sugianti mengaku bahwa mereka harus bertanya kepada orang lain untuk berjualan, karena nota belanja untuk warung tidak diberikan.
Kisah keluarga Jingga menggambarkan perjuangan dan ketahanan dalam menghadapi kesulitan, serta harapan mereka untuk masa depan yang lebih baik.