Muara Enim, WARTAINSPIRASI.COM — Dinilai tidak ada transparansi terhadap pengelolaan kebun sawit plasma yang di kelola oleh PT Roempoen Enam Bersaudara (PT R6B) kepada masyarakat, pengurus koperasi PT R6B adakan protes kepada managemen PT R6B.
Protes tersebut, di sampaikan langsung oleh masyarakat melalui rapat bersama Pj Sekda Muaraenim Drs Emran Thabarani, di dampingi Kadin Koperasi, dan Kadin Perkebunan dalam pembahasan pendapatan petani koperasi dari kebun plasma yang di kelola oleh PT Roempoen Enam Bersaudara (PT R6B) di ruang rapat offroom serasan sekundang Pemkab Muaraenim. Selasa, (25/5/2021).
” Sebenarnya permasalahan ini tidak akan sejauh ini pak Sekda, apa bila pihak perusahaan transparan kepada kami, dan kami tidak selalu di suguhkan laporan, terhadap hutang rugi dan rugi selalu, ” Tutur Chandra Kirana ketua Koperasi kebun Plasma PT R6B dalam rapat tersebut.
Lanjutnya, Chandra menjelaskan, setiap ada permasalahan, pihak perusahaan PT R6B selalu mewakil kan dengan orang tidak bisa memutuskan apa bila ada sesuatu permasalahan.
” Selalu di wakilkan kepada kami orang yang tidak dapat mengambil keputusan, menyampaikan kepada kami minim dan rugi serta setiap ada kegiatan mereka tidak pernah mengajak kami, namun selalu di laporkan kepada kami di bebankan hutang dan hutang kepada kami. Yang kami takutkan pak, mereka meninjam uang ke bank namun di bebankan kepada kami, ” Cetusnya.
Tuntutan kami, tetap sama dari sebelum nya, kami meminta 30 persen omzet perbulan dari kebun Plasma di kembalikan kepada pengurus Koperasi.
” Dan kami juga berharap, hutang yang mencapai puluhan Milyar di bebankan kepada kami, dapat di hapuskan karena kami sangat terbebani sekali, sedangkan kami hanya mendapatkan 40 ribu per bulan yang kami dapatkan,
Dan kami juga meminta aktifitas Plasma di stop kan dulu sebelum terbentuk MoU baru kembali, agar tidak menimbulkan gesekan satu sama lain, sebelum MoU dapat dirivisi kembali,”Cetusnya.
Sementara itu, perwakilan PT R6B Tarigan menjelaskan, histori dari pada plasma payah angus adalah 868 hektar, pada tahun 2015 terjadi take over dengan kondisi tidak terawat, namun realisasi lapangan hanya 300 hektar yang ada tanamannya.
” Jadi, sampai sekarang kami sangat miris, melihat nya demikian. Padahal perlakuan kami dari inti maupun plasma tidak ada beda, baik dari perawatan maupun pupuk, dan kami juga bersedia pak untuk di bentuk tim khusus bersama agar tidak ada dusta di antara kita, terhadap beban hutang yang terjadi, ” Terang Manager Sunior PT R6B.
Di waktu yang sama dalam rapat tersebut Pj Sekda Muaraenim Drs Emran Thabrani menyampaikan, pihak nya sudah menangkap dalam permasalahan yang terjadi antara masyarakat pengurus koperasi PT R6B dan pihak Managamen PT R6B.
” Saya, sependapat kebun plasma merupakan untuk mensejahterakan masyarakat, namun terhadap tuntutan, penghapusan hutang, penyetopan aktifitas harus bijak dan rasional menyikapi nya, ” Terangnya.
Kalau untuk hutang itu tidak bisa pak untuk di hapuskan, karena itu sudah tertuang dalam perjanjian, ” saya minta kepada dinas perkebunan sabagai pembanding untuk menghitung kembali berapa biaya pembangunan kebun tersebut, ” Bebernya.
Di waktu yang sama Plt Kepala dinas perkebunan Holika menerangkan, pada dasarnya replanting biaya pembukaan kebun berkisaran 50-60 juta per hektarnya. ” kami lihat dulu kegiatan, dan kultur tanahnya dan kita juga minta, secara rinci kepada perusahaan biaya di keluarkan, ” tukasnya. (RI)