Penulis : Th Tajarman
Wartainspirasi.com, BS — Kekayaan budaya Indonesia sudah tidak perlu diragukan lagi, salah satunya adalah kesenian tari daerah tradisional. Tarian adat dari Indonesia telah di akui dunia sebagai salah satu yang terbaik.Adalah Sanggar tari “Gema Serunai” merupakan salah satu sanggar tari di Kabupaten Bengkulu Selatan yang melestarikan budaya daerah.Nama Sanggar tari Gema Serunai tak asing lagi terdengar di kalangan pencinta seni budaya di Bumi Sekundang Setungguan,sanggar tari tersebut sering di undang di acara hajatan pesta pernikahan maupun acara penyambutan tamu di kepemerintahan BS.
Di inspirasi oleh seorang Guru Seni yang cukup cantik Cahya Isten Spd.Mpd,yang juga penulis buku antologi artikel “Pengalaman Pertama Menjadi Guru”, Gema Serunai bahkan melanglang buana sampai ke luar Kabupaten Bengkulu Selatan. Baru-baru ini di kabarkan Gema Serunai di undang pada acara pesta pernikahan di kawasan Padang Guci Kabupaten Kaur.Dengan sejumlah penari yang sangat terlatih mereka sempat tampil memukau masyarakat Kabupaten tetangga tersebut.
Ketika di konfirmasi wartainspirasi.com, Pimpinan sekaligus pendiri Sanggar tari Gema Serunai Cahya Isten Spd.Mpd, tidak menampik kebenaran kalau sanggar tari yang ia pimpin tersebut baru-baru ini mendapatkan undangan dari Kabupaten Kaur untuk mengisi acara Pesta pernikahan di tengah masyarakat Kabupaten tetangga. Ia pun berharap dengan kemajuan yang dimiliki oleh Sanggar tari gema serunai selama ini bisa mendapatkan perhatian serius dari pemerintah, “Kami ingin menjadi bagian dari sekelompok orang yang berkarya dalam melestarikan seni budaya melalui seni tari,sudah sepantasnya pemerintah memperhatikan dan memberikan suport kepada kami dan ini sangat kami harapkan,” ujar Cahya Isten, Minggu (16/08).
Ditambahkan oleh seorang peraih guru berprestasi tahun 2018 itu, bahwah apa yang menjadi harapan mereka tersebut sebenarnya sudah pihaknya sampaikan kepada Dinas terkait namun sampai saat ini belum ada tanggapan sedikitpun dari pemerintah, “Berbagai Proposal sudah kami sampaikan, di masa pasca pandemi covid-19 ini kami sangat kesulitan mendapatkan Job karna acara pernikahan maupun kepemerintahan belum banyak yang di gelar, karna sebenarnya dari hasil job yang di pesan itulah merupakan sumber dana utama oprasional kami dalam melakukan pelatihan dan membayar insentif pelatih seadanya, ” kata Isten yang juga pemegang Sertifikat penulis buku “Lembayung Sendu” yang di terbitkankan oleh Penerbit Soega Jawa timur 1 April 2016 itu.
Cahya Isten yang juga ternyata banyak menoreh perestasi melalui tulisan-tulisannya merupakan sosok guru yang terbilang cukup cantik,supel dan ramah. Kepiawaiannya dalam merangkai kosa kata dan menulis membuahkan hasil karya yang sangat berguna bagi generasi muda dalam mengenal budaya Bengkulu Selatan,salah satunya buku “Bimbang Makan Sepagi Suku Serawai” yang sudah di serahkan ke Dinas Parawisata dan di catat di Perpustakaan Daerah Kabupaten Bengkulu Selatan 14 November 2019 yang lalu. Saat ini Isten yang lagi menyelesaikan tulisannya dengan buku Kamus “Bahasa Serawai” Bengkulu Selatan dan sebagai pembina dan pelatih Fls2n yang sempat menjadi juri Fls2n tingkat Provinsi Bengkulu Tahun 2018 yang lalu.
Di jelaskan singkat oleh Isten,bahwah Seni tari merupakan sebuah seni yang tidak bisa lepas dari kegiatan manusia. Tidak hanya sebagai hiburan maupun upacara, tarian juga bisa menjadi media untuk hidup sehat. Karena dengan memperagakan tarian, tubuh kita tentunya bergerak dan dapat melancarkan sirkulasi darah.Sebagai masyarakat yang memiliki banyak tarian daerah, tentunya tarian daerah harus terus dilestarikan agar seni tari tidak lenyap ditelan zaman. Jangan sampai juga seni tari milik Indonesia diakui oleh negara lain hanya karena kita tidak melestarikan tarian daerah,”demikian Cahya Isten Spd.Mpd.