Wartainspirasi.com – Wakil Bupati Barru, Dr. Ir. Abustan A. Bintang, M.Si., secara resmi membuka Musyawarah Mappalili Musim Tanam 2025/2026 dan Musim Tanam 2026 Tingkat Kabupaten Barru.
Bertempat di Baruga Pettu Adae, Kantor Bupati Barru, Wabup Abustan menegaskan bahwa tradisi Mappalili kini harus disandingkan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk mencapai hasil maksimal, sekaligus mendorong penerapan nilai kejujuran, ketegasan, dan kebenaran di kalangan kelompok tani.
Dalam sambutannya, Wabup Abustan menekankan pentingnya Musyawarah Mappalili sebagai forum krusial bagi petani untuk menetapkan jadwal tanam bersama.
Ia menyoroti pergeseran cara penentuan musim tanam dari mengandalkan tanda-tanda alam semata, menjadi kolaborasi dengan data ilmiah BMKG dan teknologi.
“Dulu orang tua kita melihat tanda-tanda alam. Sekarang kita punya BMKG dan teknologi. Namun kearifan lokal tetap penting, harus disandingkan dengan data ilmiah agar hasilnya maksimal,” ujar Wabup Abustan.
Wabup juga menyoroti masalah klasik di tingkat kelompok tani, di mana bantuan pemerintah seperti Alat Mesin Pertanian (Alsintan) tidak dimanfaatkan optimal karena kurangnya transparansi. Ia secara tegas meminta kelompok tani untuk jujur dan solid.
“Kelompok tani harus jujur. Jangan hanya sepuluh orang yang aktif, tapi nama di daftar ada dua puluh lima. Itu bukan kelompok tani, tapi kelompok tani,” tegasnya, disambut tawa peserta.
Selain itu, ia menekankan perlunya pemahaman konsep pupuk berimbang, bukan pupuk seragam.
Petani didorong untuk memanfaatkan alat uji tanah di Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) untuk menentukan dosis pupuk secara ilmiah dan efisien, sesuai dengan kandungan tanah yang berbeda-beda.
Guna melindungi petani, Wabup Abustan menyoroti masalah permainan harga gabah dan ketidakadilan dalam penimbangan oleh pembeli dari luar daerah. Ia memerintahkan agar pembelian gabah di Barru dilakukan secara terbuka dan meminta pengawasan timbangan oleh dinas terkait, serta koordinasi dari camat, kepala desa, dan lurah.
Wabup juga mengajak kelompok tani untuk mengoptimalkan peran Koperasi Merah Putih di setiap desa dan kelurahan. Menurutnya, koperasi berpotensi besar menjadi hasil pertanian, mengelola alat pengering dan gudang penyimpanan gabah secara profesional.
Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Kapus Diktat) Kementerian Pertanian RI sekaligus Penjabat (Pj) Swasembada Pangan Kabupaten Barru, Dr. Muhammad Amin, dalam arahannya, memperkuat pesan tersebut.
Ia menegaskan bahwa pangan adalah bagian dari pertahanan nasional dan merupakan arahan langsung Presiden RI. Dr. Amin mengapresiasi sinergi kuat Pemkab Barru, TNI, Polri, dan penyuluh pertanian, yang telah berhasil menaikkan Indeks Pertanaman (IP) 300 hingga sekitar 1.300 hektare.
Acara Musyawarah Mappalili juga diwarnai dengan penandatanganan sejumlah perjanjian kerja sama strategis untuk penguatan sinergitas pengawalan dan pendampingan program peningkatan produksi pangan.
Kerja sama tersebut melibatkan Polres Barru, Kodim 1405/Parepare, Politeknik Pertanian Negeri (Politani) Pangkep, dan LPPM Universitas Hasanuddin (Unhas).
Dalam kesempatan yang sama, Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan menyerahkan bantuan pertanian untuk Kabupaten Barru tahun 2025, yang meliputi:
- Benih padi sebanyak 107.200 kg.
- Benih jagung sebanyak 3.000 kg.
- Bibit kopi sebanyak 117.000 pohon.
- Bibit durian Musang King sebanyak 4.000 pohon.
- Bibit kelapa sebanyak 20.000 pohon.
- Tanaman kakao seluas 200 hektare.
Wabup Abustan berharap, dengan berbagai dukungan dan penguatan kelembagaan, tidak akan ada lagi lahan tidur di Barru.
Ia menutup sambutannya dengan mengingatkan empat pilar utama pertanian: lembaga produksi, pascapanen, pengolahan, dan pemasaran, seraya menyebut petani sebagai “pejuang tanpa tanda jasa.”







