By. Rusmiadi, S.Pt.
Mantan Ketua PPNSI Bengkulu Selatan
Konsultan Penyelia Mitra Tani (PMT) 2011-2014
Pemerhati Pertanian
Bengkulu Selatan,wartainspirasi.com _ Wereng coklat (Nilaparvata lugens) merupakan hama padi yang paling berbahaya dan merugikan, khususnya yang saat ini melanda persawahan di Kabupaten Bengkulu Selatan. Serangga kecil ini menghisap cairan tanaman padi dan sekaligus juga menyebarkan virus (reovirus) yang menyebabkan tanaman padi terinfeksi penyakit tungro.
Saat ini tanaman padi di Kabupaten Bengkulu Selatan sangat rentan (lemah) terhadap serangan wereng coklat, terbukti beberapa hamparan sawah di Wialyah Bengkulu Selatan telah meresahkan petani akibat mewabahnya hama wereng ini. Varietas tahan wereng yang ada saat ini pun belum dapat mengatasi hal tersebut, adapun varietas tersebut seperti Ciherang, IR64, Memberamo, Situbagendit, Inpari dll.
Hampir semua varietas tanaman padi yang ditanam hanya mampu tahan pada wereng coklat biotipe 1,2 dan 3. sedangkan wereng coklat telah berkembang ke biotipe 4.
Biotipe adalah sekelompok hama yang memiliki kemampuan beradaptasi dan berkembang terhadap tanaman inang. Munculnya biotipe hama baru karena patahnya gen varietas tanaman yang awalnya tahan menjadi rentan (lemah). Adapun penyebab utama hal tersebut dikarenakan pola penanaman yang terus menerus dengan menggunakan varietas yang sama.
Wereng coklat mulai menyerang tanaman padi pada umur 15 hst dan gejala serangan akan nampak pada umur tanaman 20-40 hst. tidak hanya menghisap cairan batang tanaman padi, hama wereng coklat juga menularkan virus pada tanaman, sehingga tanaman terjangkit penyakit virus kerdil rumput dan virus kerdil hampa. hingga saat ini kedua virus ini belum dapat ditanggulangi.
Serangan Virus Kerdil Hampa dicirikan dengan bengkoknya daun sehingga pertumbuhan tanaman nampak tidak normal, daun berwarna hijau gelap dan tinggi tanaman kerdil, jika tanaman telah diserang mulai awal pertumbuhan (15Hst) mengakibatkan banyaknya malai hampa saat dewasa. Serangan Virus Kerdil Rumput dicirikan banyaknya anakan yang muncul, sedangkan daun berwarna kekuningan, lebar daun sempit (menyerupai rumput) serangan diawal pertumbuhan mengakibatkan tanaman seperti terbakar saat umur 40-45 Hst. Kemungkinan sebesar 80% gagal panen jika tanaman mulai terserang sejak umur 10–15 Hst. Kondisi lahan yang lembab, selalu tergenang air, lahan ternaungi, penggunaan pupuk N yang tinggi memicu perkembangan hama wereng semakin tinggi.
Melihat kondisi dan keadaan ini, maka Rusmiadi alias Mas Muh Seginim, menawarkan metode yang bisa mengatasi permasalahan Hama Wereng pada musim tanam yang akan datang, sebagaimana pengalaman beliau ketika beliau masih tinggal di Transmigrasi Belitang OKU.
Metode yang dimaksud adalah METODE PENGABUTAN DENGAN FOGGING.
Dalam melakukan pengendalian hama wereng, para petani biasanya melakukan penyemprotan pestisida yang merupakan solusi paling sering digunakan. Penyemprotan hama wereng tidak jauh berbeda dengan penyemprotan hama yang lain, akan tetapi ada teknik khusus yang perlu diperhatikan ketika akan menyemprot hama ini.
Berikut adalah beberapa teknik khusus tersebut.
• Kombinasikan pestisida sistem kerja kontak dengan sistemik. Kombinasi ini dapat menghasilkan kerja yang maksimal untuk membunuh hama wereng baik usia muda ataupun wereng dewasa. Tapi jangan sekali-kali menggunakan pestisida yang berbahan aktif piretroid sintetik karena akan memperberat serangan wereng walaupun ketika disemprot wereng terlihat jatuh dan mati.
• Sebelum penyemprotan sebaiknya sawah diairi setinggi mungkin. Hal ini bertujuan agar hama wereng naik ke atas dan mudah disemprot dan hama wereng yang terjatuh karena terkena pestisida akan terhanyut dan mati.
• Penyemprotan dilakukan dengan volume semprot yang tinggi dan harus merata. Selain itu, nozel sprayer perlu dikencangkan sehingga pancaran spray berbentuk kabut dan bukan mancur. Penyemprotan diarahkan pada bagian pangkal batang (bukan pada daun bagian atas) karena biasanya hama wereng berada dan menyerang pada pangkal batang tanaman.
• Dalam satu hamparan usahakan penyemprotan dilakukan secara bersama-sama. Penyemprotan bersama atau spray massal wereng dilakukan agar hama wereng tidak berpindah ke sawah sebelah ketika disemprot.
• Pada tingkat serangan hama wereng yang berat dan terasa sulit dikendalikan sebaiknya penyemprotan dilakukan menggunakan miss blower karena hasilnya akan jauh lebih merata dan lebih cepat.
• Pada tanaman padi yang tidak menggunakan sistem legowo diharuskan dilakukan penyingkapan, hal ini bertujuan untuk memberikan jalan ketika melakukan penyemprotan dan memberikan ruang untuk nozel sprayer.
Menurut mas muh, keadaan diatas adalah perlakukan pada kondisi normal, akan tetapi jika upaya di atas sudah dilakukan dan tidak berhasil, dan hama wereng masih menyerang semakin hebat, maka saya akan sampaikan pengalaman saya waktu masih di transmigrasi Belitan OKU, dimana ilmu ini pelakunya adalah saya sendiri dan ayah saya Mbah Wary. Dulu waktu saya masih di Belitang wereng mewabah hampir di seluruh wilayah persawahan Kabupaten OKU, waktu itu saya masih SMA, Ayah saya Mbah Wary adalah seorang petani yang punya ide untuk menanggulangi permasalahan tersebut dengan Metode Pengkabutan dengan alat Fogging yang biasa digunakan untuk fogging nyamuk. Dimana bahan utama pelarutnya adalah Waterbase Fogging Agent (WFA) dan bahan pestisida hama wereng anjuran petugas lapangan atau rekomendasi dari Dinas Pertanian setempat. Atau pelarutnya bisa juga Waterbase Fogging EIA yang biasa digunakan untuk Fogging. Dan akan lebih bila dicampur dengan minyak serai dan atau minyak cengkeh 5 ml perliter pelarut.
Jika kita berniat untuk memutus mata rantai hama wereng, maka pelarut yang kita gunakan Oilbase Fogging, yang kami gunakan adalah solar yang kedengaraanya ekstrem. Resiko dari pelarut solar adalah hasil panen mungkin akan mengandung residu solar yang otomatis akan menurunkan kualitas beras. Akan tetapi melihat kondidi yang terjadi di lapangan menurut saya pemakaian Oilbase (solar) adalah alternative yang bisa dilakuakan.
Ini adalah ibarat buah simalakama, karena jika hal ini tidak kita tuntaskan, maka musim tanam yang akan datang dipastikan hama wereng akan menyerang lagi dan diperkirakan akan lebih ganas, karena hama wereng memiliki kekebalan terhadap pestisida. Mas muh menyarankan agar kedepannya kita harus lebih siap untuk melaksanakan tanam padi secara terpadu, pemilihan bibit unggul tahan wereng, dan saat persemaian harus benar-benar kita pantau, sehingga tanaman padi yang kita tanam betul-betul bebas dari wereng. Seluruh pihak yang berkepentingan harus sudah siap untuk menghadapi musim tanam yang akan datang, misalnya pihak Dinas Pertanian harus menyaiapkan alat fogging di setiap BPP. Dan petanipun saya sarankan untuk bisa membuat alat fogging sederhana yang secara teknis, saya punya tim yang bisa bantu membuatkan alat fogging sederhana yang biayanya terjangkau.
Ini adalah contoh Waterbase Fogging yang saya ketahui (bukan promo tapi ini beneran).
Jika ada yang berkonsultasi dan bertanya silahkan hubungi (inbox) ke saya, inshaAllah bisa bantu dalam pembuatan fogging sederhana demi kebaikan kita bersama.
Saya memohon maaf kepada semua pihak info ini terlambat, karena saya saat ini sedang tidak menjadi petani dan jarang sekali berkomunikasi dengan kawan dinas dan PPL,Semoga bermanfaat.
(Artikel hanya publish di wartainspirasi.com)