Warga Resah, Jembatan Desa Paku Haji Membahayakan

437 Dilihat

Wartainspirasi.com – Jembatan penghubung utama di Desa Paku Haji, Kecamatan Pondok Kubang, Kabupaten Bengkulu Tengah, kini menjadi sorotan warga.

Pasalnya, kondisi fisik jembatan yang sudah mengalami kerusakan parah tak kunjung mendapatkan perbaikan dari pihak terkait.

Pantauan langsung media ini pada Rabu (23/4/2025), menunjukkan bahwa lantai jembatan yang terbuat dari papan kayu tampak sudah tidak layak lagi untuk dilalui.

Papan-papan lantai terlihat rapuh, sebagian besar telah terlepas dan bahkan membentuk lubang yang cukup membahayakan.

Kerusakan ini dikhawatirkan dapat menyebabkan kecelakaan, terlebih di malam hari saat penerangan sangat minim.

Kepala Desa Paku Haji, Cito Abadi, S.I.Kom., saat dikonfirmasi di kediamannya, membenarkan kondisi memprihatinkan tersebut.

Ia menjelaskan bahwa lantai jembatan memang sudah lapuk dimakan usia. Beberapa bagian bahkan sudah berserakan dan menunjukkan kerusakan serius yang membahayakan pengguna jalan, terutama kendaraan roda dua dan petani yang sering melewati jembatan tersebut.

“Pada tahun 2024 lalu, kami sudah mengajukan permohonan perbaikan kepada instansi terkait. Namun hingga saat ini belum ada tindak lanjut yang jelas,” ungkap Cito.

Ia menambahkan bahwa jembatan tersebut merupakan akses vital bagi masyarakat, khususnya para petani yang menggantungkan aktivitas ekonominya dari jalur ini.

Cito berharap pemerintah Kabupaten Bengkulu Tengah dapat segera merespons aspirasi masyarakat dan memberikan solusi konkrit.

“Jembatan ini adalah aset pemerintah daerah yang menunjang roda ekonomi warga. Sudah semestinya mendapatkan perhatian serius,” tegasnya.

Warga Desa Paku Haji juga menyuarakan keresahan mereka di media sosial dan forum-forum lokal. Banyak yang berharap agar pemerintah tidak menutup mata dan segera melakukan tindakan sebelum jatuh korban.

Situasi ini menyoroti pentingnya perhatian terhadap infrastruktur pedesaan yang seringkali terabaikan, padahal memiliki peran besar dalam kelangsungan hidup masyarakat setempat.

(Reporter: Mustika)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *