Zakat Harus Jadi Gerakan Kebaikan, Wabup Barru: Kuncinya Ada di Pemimpin

Wartainspirasi.com – Wakil Bupati Barru, Dr. Ir. Abustan A. Bintang, M.Si., menegaskan bahwa keberhasilan pengelolaan zakat harus dijadikan gerakan kebaikan yang masif, dan kuncinya terletak pada ketegasan seorang pemimpin.

Hal ini disampaikannya dalam acara Peluncuran Balai Ternak dan Kampung Zakat BAZNAS serta Zakat Community Development di Baruga Singkeru Adae, Kantor Bupati Barru.

Kegiatan yang dilaksanakan oleh BAZNAS (Badan Amil Zakat Nasional) bersama Kementerian Agama RI ini, disebut oleh Wakil Bupati sebagai berkah yang sejalan dengan makna nama Kabupaten Barru, yakni Kabupaten Kebaikan (Al-Barru).

Dalam paparannya, Wabup Abustan menguraikan bahwa pengelolaan zakat di Barru merupakan salah satu yang paling progresif di Sulawesi Selatan (Sulsel), dengan total penghimpunan mencapai Rp22 miliar per tahun (berdasarkan data 2022-2024).

“Kuncinya ada di pemimpin. Kalau pemimpinnya berani dan tegas, zakat bisa terkelola dengan baik,” ungkapnya.

Ia mengenang pengalamannya saat menjabat Kepala Dinas Pendidikan, ketika ia berani menerapkan sistem potong zakat profesi bagi guru ASN.

Meskipun sempat mendapat penolakan, kebijakan ini akhirnya berhasil dan menumbuhkan kepercayaan publik.

“Dulu banyak yang menolak zakat profesi, tapi kami terus edukasi bahwa ini bagian dari rukun Islam,” tambahnya.

Pemkab Barru bersama BAZNAS kini berfokus pada program unggulan “Ekonomi Berkecukupan” yang bertujuan mengubah penerima zakat (mustahik) menjadi pemberi zakat (muzakki).

Program ini menggunakan konsep small integrated farming system, yaitu sistem pertanian dan peternakan terpadu berbasis rumah tangga.

“Setiap rumah tangga miskin akan menerima bantuan maksimal Rp10 juta dalam bentuk paket ekonomi: 100 ayam, 55 itik, serta 10 polybag tanaman. Tujuannya agar mereka punya pendapatan harian tanpa tergantung bantuan tunai,” jelas Abustan.

Selain pemberdayaan ekonomi, BAZNAS Barru juga aktif sebagai garda terdepan dalam penanggulangan bencana dan bantuan sosial cepat tanggap, mulai dari musibah kebakaran, banjir, hingga santunan kematian warga kurang mampu.

Wabup Abustan juga menekankan pentingnya integritas dalam pengelolaan dana umat. Ia memastikan bahwa tidak ada pejabat daerah yang menerima honor dari dana operasional BAZNAS, kecuali komisioner resmi.

“Saya selalu ingatkan, jangan sampai uang zakat menjadi uang haram. Kalau itu untuk membantu rakyat, jangan disentuh oleh pejabat,” tegasnya.

Sementara itu, Gubernur Sulsel melalui Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat, Dr. dr. M. Ishaq Iskandar, M.Kes., M.M., memuji zakat sebagai instrumen penting dalam pemerataan ekonomi dan pengentasan kemiskinan.

Direktur Pemberdayaan Zakat dan Wakaf Kementerian Agama RI, Prof. Dr. KH. Waryono, S.Ag., M.Ag., mengapresiasi sinergi Barru dalam peluncuran Kampung Zakat, yang menjadi model pemberdayaan ekonomi umat.

Ia menegaskan bahwa kolaborasi adalah kunci keberhasilan, dan meminta dukungan Pemda agar program ini berkelanjutan.

Ketua BAZNAS Provinsi Sulsel, Dr. dr. H. M. Khidri Alwi, M.Kes., MA., menyebut Kabupaten Barru sebagai daerah inspiratif dan berprestasi dalam pengelolaan zakat nasional, dengan tradisi religius yang kuat.

Program Balai Ternak BAZNAS di Barru menyasar 30 Kepala Keluarga peternak di Desa Nepo, Kecamatan Mallusetasi.

Ketua BAZNAS Barru, Drs. H. La Minu Kalibu, M.Si., menambahkan bahwa keberhasilan Barru yang selalu meraih predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dan audit syariah dari Kemenag RI, tidak lepas dari dukungan konsisten Bupati, Wakil Bupati, Sekda, dan ASN melalui sistem payroll zakat.

Acara peluncuran tersebut turut dihadiri oleh perwakilan BKKBN Sulsel, unsur Forkopimda Barru, Kepala Kantor Kementerian Agama se-Sulsel, dan Komisioner BAZNAS Kabupaten/Kota se-Sulsel.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *